Covid-19 masih menjadi pemberitaan hangat ditengah masyarakat. Dengan adanya covid-19 yang disebut sebagai wabah ini tentu juga ada hikmahnya. Hikmah yang dapat diambil sebagai mahasiswa adalah dengan pembelajaran E-learning yang menjadikan kita lebih paham menggunakan teknologi serta kita dapat membantu pemerintah dengan program #Dirumahaja.
Salah satu contoh yang dapat teman-teman lihat adalah Mahasiswa/I Tadris IPA. Sistem pembelajaran online bagi mahasiswa/i Tadris IPA tidak membuat mereka patah semangat bahkan tetap melakukan yang terbaik demi masa depan yang lebih baik. Bukankah setiap pelajar yang kuat berasal dari guru/dosen yang hebat? Nah jawabannya bisa kita lihat dengan kondisi sekarang ini. Di dalam mahasiswa/i pasti berfikir bahwa sistem pembelajaran online ini membuat dirinya semakin sulit untuk memahami konsep pembelajaran yang seharusnya ia terima dengan baik. Bahkan mahasiswa/i pasti mengeluh diakibatkan banyaknya tugas yang diberikan setiap dosen tanpa dibimbing terlebih dahulu. Nadiem Makarim menteri pendidikan dan kebudayaan Republik Indonesia mengatakan “kami juga menganjurkan guru untuk membimbing anak muridnya tak hanya memberikan PR tapi dibimbing juga”.
“Kampus lockdown, Tugas Smackdown dan Mahasiswa Down” inilah pepatah yang sekarang sedang familiar bagi setiap mahasiswa/i akibat sistem pembelajaran online ini yang membuat mereka harus online melalui Android atau aplikasi yang digunakan sebagai penunjang mata kuliah. Tidak hanya mahasiswa/I saja yang merasa kesulitan, dosen-dosen juga merasakan hal yang sama. Dosen yang seharusnya mengajarkan dengan tatap muka berinteraksi dengan mahasiswa tanpa harus ada sistem digitalisasi bahkan dilarangnya penggunaan Android di dalam kelas. Tapi sekarang mereka harus mempelajari aplikasinya, menyiapkan materi yang harus dibahas dan bagaimana mahasiswa/i mampu memahami konsep nya dengan baik.
Nadiem Makarim juga mengatakan “Jangan terlalu fokus pada aspek akademik, tapi ada penekanan pada life skill, karakter dan sebagainya. Ini output yang baik untuk kita bicarakan ke depannya”. Nah, pembentukan karakter juga bisa terjadi melalui sistem E-learning ini contohnya: penulisan tutur etika bicara yang baik secara formal dan penggunaan bahasa baku yang mulai luntur di kalangan kaum milenial Akhirnya bisa diperbaiki dengan sistem seperti ini.
Life skill merupakan potensi diri yang harus dikembangkan pada setiap jiwa mahasiswa/i mampu menggali potensi pada dirinya sendiri. Seperti kabar tanggal 28 Maret 2020 salah satu dosen Tadris IPA yang mengampu mata kuliah Kimia dasar, Lisa Utami S.Pd M.Si melaporkan hasil pembelajaran kepada kepala jurusan Tadris IPA. Bahwa salah satu mahasiswi Tadris IPA lokal 2B bernama Amara Juliantika telah selesai mengerjakan tugas yang diberikan dosennya berupa pembuatan video pembelajaran tentang percobaan sel galvani yaitu sel elektrokimia yang dapat menghasilkan energi listrik. Amara Juliantika menjelaskan buah yang digunakan dalam percobaan sel galvani biasanya buah yang memiliki tingkat keasaman yang tinggi seperti jeruk nipis, tetapi pada jenis umbi-umbian seperti kentang juga bisa digunakan. Pada percobaan sel galvani ini, energi listriknya tidak terjadi secara langsung tetapi melalui kawat penghantar. Amara mengatakan motivasinya melakukan hal ini awalnya ingin coba-coba berhasil atau tidak, ternyata berhasil baru kami buat video itu untuk menambah nilai. Ia mendapatkan apresiasi luar biasa dari dosen kimia sekaligus kepala jurusan tadris IPA. Kepala jurusan tadris IPA, Susilawati, M.Pd mengatakan “Alhamdulillah meski dalam kondisi wabah Penyakit ini, kalian tetap semangat mendapatkan ilmu dan memberikan yang terbaik. Ibu bangga”.
Amara merasa bersyukur mendapat apresiasi yang diberikan oleh ibu Susilawati dan ibu Lisa Utami. Hal ini merupakan salah satu contoh interaksi pembelajaran yang membanggakan.
Semangatlah kepada seluruh mahasiswa/i demi masa depan yang gemilang. mutiara di dasar lautan pun harus diterjang ombak agar menjadi mutiara yang berkualitas. Emas akan tetap emas sekalipun dalam keadaan berlumpur . Jangan mengeluh karena Tuhan tak akan memberi cobaan diluar batas kemampuan hambaNya. Percayalah apa yang kita tanam hari ini akan kita panen di masa depan dan semoga guru serta dosen yang telah memberikan ilmu menjadi amal jariyah kelak di surga.
Wassalamualaikum warrohmatullahi wabarokatuh.